PKH SIAGA MENGHADAPI BENCANA
Lebong__Pasca bencana alam Tsunami yang terjadi di pantai anyer Banten dan Lampung pada sabtu 22 Desember 2018 lalu, kementrian soaial langsung melakukan gerak cepat, selaian menyalurkan bantuan berupa Personil taruna Siaga Bencana (TAGANA), kementrian Sosial juga telah menyalurkan bntuan tahap pertama untuk Provinsi Lampung sebesar Rp 516.567.200 sedangkan total bantuan tahap pertama untuk Provinsi Banten adalah Rp 520.361.150.
Selain itu, kementrian sosial melalui Direktorat perlindungan dan jaminan sosial juga ikut mengambil gerak cepat, melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang memiliki SDM tersebar disetiap kecamatan dimanfaatkan untuk melakukan sosialisasi terkait dengan Kebencanaan.
"kami telah mendapatkan instruksi dari Kemensos untuk menyampaikan informasi terkait dengan kebencanaan kepada seluruh KPM yang ada di wilayah dampingan masing-masing pada kegiatan P2K2. Langkah ini diambil agar para KPM PKH dapat siaga dalam menghadapi bencana"ungkap Supervisior PKH Kabupaten Lebong Meriyanto, S,Sos.
Ia juga menjelaskan bahwa pulau-pulau di Indonesia secara geografs terletak pada pertemuan 3 lempeng
tektonik dunia, yaitu lempeng, Australasia, lempeng Pasifk, lempeng Eurasia serta Filipina. Hal ini menyebabkan Indonesia rentan secara geologis.
Di samping itu, kurang lebih 5.590 daerah aliran sungai (DAS) yang terdapat di Indonesia, yang terletak antara Sabang dan Merauke, mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berisiko tinggi terhadap ancaman bencana gempa bumi, tsunami, deretan erupsi gunung api (129 gunung api aktif), dan gerakan tanah.
Selain itu, iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh lokasi dan karakteristik
geografs yang membentang antara Samudra Pasifk dan Samudra Hindia. Oleh karena itulah masyarakat khususnya para KPM PKH harus diberikan pemahaman terkait kebencanaan, agar ketika bencana tersebut datang dengan tiba-tiba resiko yang terjadi dapat diminimalisir.
"kondisi alam indonesia yang sangat rentan terhadap bencana ini harus disampaikan kepada masyarakat agar masyarakat dapat siaga dan mempersiapkan diri jika bencana tersebut terjadi, baik itu terkait dengan tanda-tanda apa bila akan terjadi bencana dan persiapan apa yang harus dilakukan"ungkap Meriyanto.
Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa salah satu yang harus disiapkan oleh setiap orang dalam menghadapi bencana adalah dengan mempersiapkan Tas Siaga Bencana.
"tas siaga bencana sangat penting dan harus disiapkan oleh setiap keluarga dalam menghadapi bencana, tas ini berisikan barang penting dan barang yang dibutuhkan ketika bencana terjadi seperti dokumen penting dan berharga, serta alat-alat yang dibutuhkan ketika bencana terjadi seperti senter, pakaian, alat P3K, korek api, makanan dan minuman"pungkas Meriyanto.
Comments
Post a Comment